Palangka Raya, Sarita News – Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dalam siaran pers awal tahun ini, disebut sebagai tulang punggung perekonomian Indonesia.
“Ini didasari oleh kontribusinya yang mencapai lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional dan menyerap hampir 97% tenaga kerja. Sampai saat ini jumlah UMKM kita sendiri disebut mencapai lebih dari 64 juta unit usaha,” kata Anggota DPD RI, Agustin Teras Narang, Kamis (13/11/2026)
Teras Narang menyampaikan, bahwa dirinya sempat menemui para pelajar mahasiswa Kalteng di Yogyakarta beberapa waktu lalu.
“Saya mencoba merasakan atmosfer kota Jogja di salah satu gerai kopi lokal yang dipadati banyak orang muda serta pengunjung luar kota,” tuturnya.
Ia menyebutkan, usaha yang ada di Jalan Kaliurang begitu ramai, dipadati pengunjung meski gerimis sedang turun saat pihaknya datang.
“Memakai ruang yang punya konsep tradisional, sajian khas kopi dan pisang goreng serta makan nasi rames yang disajikan prasmanan, menciptakan suasana yang khas,” tuturnya.
Pengunjung yang datang pun beragam, ada keluarga, ada mahasiswa yang berdiskusi, ada yang menepi untuk menyelesaikan tugas kuliah, dan sebagainya.
Lokasinya yang luas dengan pemandangan hamparan sawah, kata beberapa pihak, membuat tempat ini juga banyak disukai. Jenis usaha dengan konsep ini banyak dibangun di berbagai sudut kota Jogja.
“Saya sendiri menikmati suguhan minuman Wedang Jahe dan pisang goreng yang cocok dengan suasana dingin sekitar Jalan Kaliurang di kaki Gunung Merapi,” ungkapnya.
Teras mengungkapkan, jika dibandingkan dengan Kalteng tidak mudah. Selain soal faktor kepadatan penduduk hingga budaya, ada banyak aspek lain dari sisi dukungan pemerintah yang juga perlu dipikirkan.
“Namun satu hal penting, bahwa kreativitas dan inovasi dalam menggiatkan perekonomian daerah lewat UMKM memang harus terus ditingkatkan,” tegasnya.
Ia juga mengingat pengalaman saat meningkatkan gairah dan aktivitas perekonomian di Kalteng. Memberi keyakinan pada pelaku ekonomi untuk berinvestasi, lewat kebijakan-kebijakan yang mendukung.
“Misalnya menciptakan keramaian lewat beragam festival dan acara lain. Melobi kehadiran maskapai agar ada jalur penerbangan lebih ke Palangka Raya, hingga mendorong pembangunan hotel untuk mendukung penginapan standar bagi pelancong hingga pekerja yang transit di Palangka Raya,” tuturnya.
Ia menyebut bahwa semua tidak mudah dan butuh pendekatan kebijakan publik yang holistik.
“Saya harap, inspirasi mengenai kreativitas dan inovasi dalam menggiatkan UMKM ini seiring sejalan dengan kebijakan pemerintah daerah untuk memberi pendampingan dan pembinaan UMKM khususnya bagi generasi muda yang bergerak dalam industri kreatif,” jelasnya.
Lalu di satu sisi, menurutnya juga bahwa kebijakan umum dalam pembangunan sektor lain yang mendukung, seperti upaya peningkatan kesejahteraan rakyat lewat berbagai program terkait.
“Tentu saya sadar dalam kondisi banyak efisiensi dilakukan dari pemerintah pusat, ada ruang fiskal yang terbatas. Namun semoga dalam ruang fiskal yang terbatas, jajaran pemerintah daerah baik provinsi maupun kabupaten dan kota, bisa tetap punya inovasi yang mengoptimalkan dampak dari anggaran yang terbatas,” pungkasnya.
Simak Berita Sarita News Melalui Google Berita

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan